Saat mendengar pecel lele, terutama bagi yang pernah menikmatinya, pasti teringat pengalaman rasa gurih plus pedasnya sambal terasi. Namun tak banyak orang tahu, sebenarnya di balik nikmatnya rasa pecel lele itu ternyata menyimpan mitos.
Karena mitos ini pula, banyak orang enggan mengonsumsi ikan air tawar tersebut. Misalnya bagi orang-orang Lamongan, Jawa Timur. Sebab menurut kisah tutur masyarakat setempat, ada hikayat pantangan memakan lele sejak leluhur mereka.
Seperti dikisahkan dalam buku berjudul: Sajen dan Ritual Orang Jawa, yang ditulis Wahyana Giri MC. Dia berkisah tentang cerita tutur lama masyarakat setempat, bahwa ada alasan kenapa orang Lamongan tidak makan pecel lele.
Seperti dikisahkan dalam buku berjudul: Sajen dan Ritual Orang Jawa, yang ditulis Wahyana Giri MC. Dia berkisah tentang cerita tutur lama masyarakat setempat, bahwa ada alasan kenapa orang Lamongan tidak makan pecel lele.
Ceritanya begini. Konon, bermula dari Sunan Giri yang datang menyiarkan agama Islam di wilayah pesisir utara (pantura) Pulau Jawa, di antaranya ke Tuban, Lamongan, Gresik, hingga Surabaya. Kisah lele menjadi pantangan orang Lamongan ini terkait dengan kisah Mbah Boyopati--leluhur orang Lamongan.
Ceritanya, pada suatu waktu Sunan Giri singgah ke Lamongan dan bertandang ke rumah Mbok Rondo di Dusun Barang, Lamongan. Anggota Wali Songo yang punya nama lain Sultan Abdul Faqih ini, seperti biasanya melepas semua pusaka yang dia miliki agar kedatangannya tidak menakutkan.
Ceritanya, pada suatu waktu Sunan Giri singgah ke Lamongan dan bertandang ke rumah Mbok Rondo di Dusun Barang, Lamongan. Anggota Wali Songo yang punya nama lain Sultan Abdul Faqih ini, seperti biasanya melepas semua pusaka yang dia miliki agar kedatangannya tidak menakutkan.
Setelah bertamu dia lalu pulang. Betapa kaget dia melihat ternyata tak satu pun pusakanya tersisa. Dia pun memanggil Ronggo Hadi sang penguasa Lamongan untuk ikut mencari pusakanya. Singkat cerita, Ronggo Hadi lalu meminta bantuan pemuda sakti bernama Boyopati mencari pusaka. Si pemuda sakti ini dengan mudah menemukan pusaka milik Sunan Giri itu.
Saat akan dibawa pulang, Joko Luwuk murid Sunan Giri ternyata kesengsem dengan pusaka milik gurunya itu. Joko Luwuk pun ingin merebut pusaka gurunya. Karena ingin mengamankan pusaka Sunan Giri sekaligus menyelamatkan diri dari kepungan bala pasukan Joko Luwuk, maka Boyopati memilih terjun ke dalam sungai yang dipenuhi ikan lele ganas.
Melihat sungai yang dipenuhi ikan lele, pasukan Joko Luwuk mengira Boyopati bakal mati dimakan lele.Tapi ternyata di luar dugaan, ikan lele itu tidak menggigit dan mematil Boyopati. Mereka justru mengamankan pemuda sakti itu.
Saat akan dibawa pulang, Joko Luwuk murid Sunan Giri ternyata kesengsem dengan pusaka milik gurunya itu. Joko Luwuk pun ingin merebut pusaka gurunya. Karena ingin mengamankan pusaka Sunan Giri sekaligus menyelamatkan diri dari kepungan bala pasukan Joko Luwuk, maka Boyopati memilih terjun ke dalam sungai yang dipenuhi ikan lele ganas.
Melihat sungai yang dipenuhi ikan lele, pasukan Joko Luwuk mengira Boyopati bakal mati dimakan lele.Tapi ternyata di luar dugaan, ikan lele itu tidak menggigit dan mematil Boyopati. Mereka justru mengamankan pemuda sakti itu.
Sambil meninggalkan sungai, Joko Luwuk bersumpah anak keturunannya tidak akan makan lele sampai kapan pun. Dan mitos mengenai keberadaan Boyopati di dasar sungai itu sampai sekarang masih dipercayai banyak warga Lamongan. Mereka tidak akan makan lele meski dimasak dengan cara apapun.
Sumber: Merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar